Semarang (JagatNU) – Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa Nahdlatul Ulama adalah organisasi besar yang menjadi amanat dan membutuhkan komitmen sungguh-sungguh dalam mengembannya, sehingga dapat memberikan kemaslahatan tidak hanya kepada Indonesia namun juga untuk dunia.
Menurut KH. Miftachul Akhyar amanat NU dapat dilihat dari gambaran yang terdapat dari logo Nahdlatul Ulama itu sendiri. Huruf dhad merupakan huruf yang disukai Rasulullah, yang tertera pada logo NU dengan melintasi dunia.
“Ada pesan bahwa NU untuk dunia. Perkenalkan NU dan upayakan menjadi pemimpin dunia. Itu yang ada dalam lambang Nahdlatul Ulama,” jelasnya.
Untuk mewujudkan NU sebagai organisasi yang digdaya dan mampu memberi maslahat kepada dunia. Pengurus perlu meningkatkan konsolidasi dan koordinasi yang lebih intens. Terutama dalam hal Komunikasi mulai dari bawah sampai atas yang ada di dalam internal dari Nahdlatul Ulama,
Menurut KH. Miftachul Akhyar memerlukan prinsip kepatuhan, karena tanpa sami’na wa atha’na (kepatuhan) tidak akan terjadi kemaslahatan. Mungkin, nantinya ada satu-dua SP (surat peringatan) yang akan diterima baik cabang maupun MWC yang memang belum tertib,” jelasnya.
“Itu Jangan dianggap aneh SP itu. Itu surat cinta. Surat cinta PBNU kepada kita,” ungkapnya dalam Halal Bihalal PBNU yang digelar di Kampus UIN Walisongo, Semarang, Ahad (14/5/2023).
KH. Miftachul Akhyar berpendapat bahwasanya soliditas saat ini sangat penting, karena banyak yang sedang mengincar dan mencoba mengacak-acak NU untuk berbagai kepentingan. Sehingga penting bagaimana saat ini terus melakukan konsolidasi untuk kemaslahata umat.
“Kapan lagi kalau tidak sekarang. Jangan tidur lagi. Jangan lengah lagi. nantikan apa komando dan instruksi daripada PBNU,” tegasnya.
“Jangan bergerak sebelum ada instruksi. Jangan buka lapak sendiri-sendiri,” imbuhnya.
Semua kebijakan PBNU jelasnya, akan dimusyawarahkan dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan komitmen hanya untuk membangun dunia.
“Bukan ingin ikut-ikutan di dalam Pilpres, Pileg dan lain sebagainya,” tegasnya kembali.
KH. Miftachul Akhyar pun mengajak seluruh pengurus untuk tetap berjuang dan memperbaiki serta memenuhi kekurangan-kekurangan bersama-sama dalam mengemban amanah yang besar ini.
Pada acara Halal Bihalal bertajuk ‘Syawalan Bahagia Menuju NU Digdaya di Abad Kedua, dihadiri para Wakil Rais ‘Aam PBNU yakni KH. Anwar Iskandar dan KH. Afifuddin Muhajir. Hadir juga Katib ‘Aam PBNU KH. Akhmad Said Asrori dan jajaran tanfidziyah Wakil Ketua Umum PBNU KH. Zulfa Mustofa, Sekretaris Jenderal PBNU KH. Saifullah Yusuf, dan Bendahara Umum PBNU Gus Gudfan Arif Ghofur. Selain itu, turut hadir jajaran PWNU se-Indonesia serta PCNU dan MWCNU se-Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Kontributor : Slamet Miftahul Abror