Revitalisasi Dakwah Digital: LD PBNU Gelar Dakwah Sphere Edisi ke-3 Maksimalkan Teknologi dalam Berdakwah

Jakarta (JagatNU.com) – Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) menggelar pertemuan akbar bagi para pegiat dakwah digital NU dalam acara bertajuk “Dakwah Sphere edisi ke-3: Ngaji dan Temu Pegiat Dakwah Digital NU”. Acara ini dihadiri oleh Dr. KH. Zakki Mubarak, MA., Mustasyar PBNU dan Prof. Dr. KH. Asrorun Niam Sholeh, MA., serta para Alim Ulama Pengurus Lembaga Dakwah PBNU. Acara ini diselenggarakan di Plaza Gedung PBNU, Jakarta Pusat, pada Selasa (11/03/2025).

Gus Aab dalam sambutannya menyampaikan sebuah kisah yang menginspirasi dari Madura mengenai Syekh Muhammad Khalil Bin Abdul Latif Al-Bangkalani yang berhasil membantu seorang anak berhenti makan gula hanya dengan sebuah pernyataan setelah melakukan latihan spiritual selama seminggu.

Gus Aab menggarisbawahi bahwa dakwah yang efektif tidak hanya ditentukan oleh kemampuan retorika atau materi yang disampaikan, tetapi juga oleh kekuatan spiritual seorang dai.

“Dakwah yang sukses bukanlah yang sekadar meriah dan ramai, namun dakwah yang memberi pengaruh positif dalam kehidupan spiritual masyarakat,” tegas Gus Aab.

Ia juga mengingatkan pentingnya dakwah yang tidak hanya menyasar umat dari kalangan tertentu, tetapi juga dari kalangan dhuafa, sebagaimana yang diajarkan oleh pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari. Menurutnya, keberlanjutan dakwah juga memerlukan peran orang kaya atau aghniya dalam mendukung dakwah dan advokasi sosial.

Dr. Zaki Mubarok mengapresiasi perkembangan dakwah melalui media digital, yang menurutnya memberikan dampak luar biasa dalam menjangkau audiens lebih luas. Ia berbagi pengalamannya mengisi tafsir di NU Online, yang mendapat ribuan pengikut dalam waktu singkat.

“Media digital memudahkan dakwah kita untuk tersebar lebih luas, bahkan tanpa batasan geografis,” ujarnya.

Namun, ia juga mengingatkan pentingnya berhati-hati dalam memilih sumber informasi.

“Kita harus selektif dan berhati-hati dalam menyampaikan dakwah di media digital, karena kesalahan kecil bisa memicu protes besar,” tambahnya.

Prof. Asrorun Niam Sholeh dalam sesi sharingnya menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan zaman, terutama dalam hal teknologi.

“Perubahan adalah sunatullah yang tak bisa dielakkan. Mereka yang adaptif akan terus eksis, sedangkan yang tidak, seolah-olah telah mati sebelum kematiannya,” ujarnya.

Ia mengajak peserta untuk memanfaatkan perubahan ini untuk tujuan dakwah yang baik, dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang kokoh.

Prof. Asrorun juga mengingatkan bahwa meskipun teknologi berkembang pesat, kita harus selalu menjadikan nilai-nilai dan ajaran Islam sebagai panduan dalam memanfaatkan perubahan ini.
“Kita yang harus menentukan arah perubahan, bukan hanya mengikuti arus,” tegasnya.

Acara ini diakhiri dengan doa dan harapan agar dakwah Islam Ahlusunnah wal Jamaah An-Nahdliyah dapat terus relevan dengan perkembangan zaman dan dapat terus berkembang dalam berbagai bentuk dan media. LD PBNU berharap melalui kegiatan ini, dakwah tidak hanya akan terus bertahan tetapi juga semakin menguatkan pengaruh positif di masyarakat.

Media Sosial

Terpopuler

Artikel terkait