Jember (JagatNU.com) Lembaga Dakwah PBNU bekerjasama dengan Kominfo menyelenggarakan kegiatan literasi digital yang bertajuk peningkatan kemampuan “Publik Speaking” bagi Dai-Daiyah berhasil menyita perhatian masyarakat di Gedung Aula Pesantren Darul Arifin Jember pada Sabtu (20/5/2023).
Acara ini dihadiri oleh tiga tokoh agama ternama, yaitu Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin,MHI, Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH. Robith Qasidhi, Owner SMARISTV/ Pengasuh Pesantren Nurul Islam, dan KH. Rofi’i Baidlawi, MA, Ketua Lembaga Dakwah PCNU Jember, yang memiliki pemahaman dan pengalaman yang kaya dalam hal dakwah dan pemanfaatan media digital.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya para Dai-Daiyah terhadap literasi digital, sekaligus memperkuat kesadaran akan pentingnya bermedia dengan etika dalam menyampaikan dakwah.
Dalam era digital yang semakin berkembang
pesat, penggunaan media sosial dan platform digital lainnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
“Oleh karena itu, penting bagi para dai-daiyah dan umat Muslim secara umum untuk memahami dan mengimplementasikan etika dakwah dan bermedia secara efektif.” terang Ketua Umum Lembaga Dakwah PBNU KH. Abdullah Syamsul Arifin yang akrab disapa Gus Aab ini.
Lebih lanjut, Gus Aab menyoroti pentingnya menjaga etika dalam dakwah di era digital. Menurutnya, dalam bermedia sosial perlu untuk menjaga kesopanan dan menghindari konten yang merusak moralitas.
“Sebagai umat Muslim kita harus dapat menjadi panutan dalam pemanfaatan media sosial, dengan menyebarkan konten yang bermanfaat dan mendidik, serta menjauhi fitnah dan kebencian.” pesannya.
Dikatakan Gus Aab, yang dinamakan dakwah sejatinya adalah suatu usaha memotivasi orang lain berbuat baik, mengikuti petunjuk Allah SWT, menyerukan orang lain agar sama-sama mengajarkan kebaikan, dan mencegah atau menjahui dari perbuatan maksiat, agar bahagia dunia dan akhirat.
“Oleh karena itu, Islam memberikan panduan dakwah yang baik setidaknya dengan tiga hal, dengan hikmah (keilmuan yang mumpuni), mauidhah hasanah ( diksi atau pilihan kata yang tepat) dan mujadalah (diskusi yang setara), baik dakwah langsung offline maupun online” katanya.
Selanjutnya, KH. Robith Qasidhi memberikan pemaparan tentang tata cara penggunaan media digital sebagai sarana dakwah yang baik. Menurutnya, media digital dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan dakwah kepada khalayak yang lebih luas.
Namun, ia juga mengingatkan para dai-daiyah agar senantiasa memperhatikan kebenaran informasi yang disebarkan dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan tidak bertentangan dengan ajaran agama.
KH. Robith juga memberikan tips praktis dalam mengelola akun media sosial agar lebih efektif dan relevan dalam menyebarkan dakwah.
“Selain itu, seorang Dai-daiyah harus punya manajeme pribadi agar selalu tampil baik ditengah masyarakat, baik saat cermah, saat mengajar ataupun saat sekedar kumpul-kumpul baik bersama keluarga maupun jamaahnya.” tuturnya.
Terakhir, KH. Rofi’i Baidlawi memberikan materi mengenai cara public speaking yang baik bagi dai-daiyah, baik saat berbicara di depan khalayak langsung maupun dalam konteks online. Dalam presentasinya, beliau menyoroti pentingnya komunikasi yang jelas dan lugas dalam menyampaikan pesan dakwah. Beliau juga memberikan strategi komunikasi yang efektif dalam membangun koneksi emosional dengan audiens, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
“Ceramah agama yang isinya penuh dengan kebaikan jangan ditampilkan dengan cara membentak-bentak apalagi dengan kata-kata kotor, harus dijauhi” tandasnya.
Acara literasi digital ini dihadiri oleh sembilan puluh peserta dari komunitas dai-daiyah NU di semua tingkatan, dari Pengurus Lembaga Dakwah PCNU, Rijalul Anshor, IPNU-IPPNU dan Forum Daiyah Fatayat (Fordaf) NU yang tertarik untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam berdakwah.
Kontributor: Ahmad Ikrom