Mengelola Hawa Nafsu di Awal Bulan Sya’ban

KHUTHBAH I

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا بِلِقَاءِ شَهْرِ شَعْبَانَ، هَذَا شَهْرٌ يُمْكِنُ فِيْهِ اَنْ نَسْتَعْمِلَهُ لِنَيْلِ الْبَرَكَاتِ وَالرِّضْوَانْ. أحَمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ وَهُوَ لِلْحَمْدِ أهْلٌ , وَأشْكُرُهُ عَلَى إحْسَانِهِ فَهُوَ الْمُحْسِنُ الْمُتَفَضِّلُ. وَأشْهَدُ أنْ لَا إلهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, وَأشْهَدُ أنَّ سَيِّدَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَاناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ الْوَرَى. أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا مَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ! اِتَّقُوْاااللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّاوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فىِ كِتَابِهِ الْحَكِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ وَتُوبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.

Hadirin Jama’ah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Ta’ala!

Hari ini adalah awal bulan kedelapan dari tahun Hijriah, yaitu Bulan Sya’ban. Bulan yang penuh kemuliaan, bulan yang diangkat padanya amal ibadah kepada Allah rabbul ‘aalamiin.

Untuk mempersiapkan diri dalam mengisi dan mengharap berkah kemuliaan Sya’ban, tentunya kita diharapkan memperbanyak amal ibadah dan amal saleh lainnya. Meningkatkan ketaatan dan menjaga kesucian hati dari sifat-sifat yang tidak diridhai oleh Allah Ta’ala. Untuk semua ini, kita butuh perjuangan yang tidak mudah, karena sebagai manusia, oleh Allah Ta’ala kita diberi nafsu. Dan tugas kita adalah mengelola nafsu dengan baik. Janganlah kita menjadi budak nafsu, apalagi memper-tuhan-kan nafsu, sehingga tersesat jalan hidup kita dan hati menjadi mati untuk menerima kebenaran.

Sebagaimana yang telah Allah Ta’ala tegaskan dalam firman-Nya:

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ 

Artinya: “Apakah kau pernah lihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah (tuhan), Allah membiarkannya tersesat dalam kesadarannya. Allah telah mengunci pendengaran dan qalbunya, serta menutup pandangannya. Maka, siapakah yang mampu menuntunnya ketika Allah sudah menyesatkannya. Tidakkah kalian ingat?” (Al-Jatsiyah: 23)

Hadirin Jama’ah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Ta’ala!

Dengan tegas, Allah Ta’ala memperingatkan, bahwa memperturutkan hawa nafsu akan mengunci hati dari kebenaran dan menjauhkan diri dari-Nya. Dan tidak satupun yang mampu memberi petunjuk, kecuali hanya petunjuk dari-Nya.

Syaikh Ibn ‘Atha’illah as-Sakandari, juga berpetuah dalam kitab Al-Hikamnya:

أَصْلُ كُلِّ مَعْصِيَةٍ وَغَفْلَةٍ وَشَهْوَةٍ اَلرِّضَا عَنِ النَّفْسِ وَأَصْلُ كُلِّ طَاعَةٍ وَيَقْظَةٍ وَعِفَّةٍ عَدَمُ الرِّضَا مِنْكَ عَنْهَا

“Pangkal segala maksiat, kelalaian dan syahwat adalah ridla terhadap nafsu. Dan pangkal dari segala ketaatan, kewaspadaan dan kesucian adalah engkau tidak ridla terhadap hawa nafsu.”

Karena dalam dada setiap manusia ada nafsunya, maka manusia berpotensi untuk menjadi taat dan juga berpotensi untuk berbuat maksiat. Dan pangkal ketaatan itu, ketika kita tidak ridla terhadap hawa nafsu kita. Sebaliknya pangkal kemaksiatan dan kelalaian adalah nafsu. Dan puncaknya terjadi ketika kita memperturutkan hawa nafsu.

Dan bagi orang yang mampu menguasai dan mengendalikan nafsunya, ia akan menemukan kebahagiaan, karena hatinya dipenuhi rasa syukur kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana yang dikatakan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin:

السَّعَادَةُ كُلُّهَا فِي أَنْ يَمْلِكَ الرَّجُلُ نَفْسَهُ وَالشَّــقَــاوَةُ فِي أَنْ تَمْـلِـكَـــهُ نَفْـسُــــهُ

“Kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menguasai nafsunya, dan kesengsaraan adalah saat seseorang dikuasai nafsunya.”

Hadirin Jama’ah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Ta’ala!

Semoga kita semua mendapat pertolongan dari Allah Ta’ala, mampu mengelola nafsu dengan baik, sehingga atas rahmat-Nya kita mampu menjalankan ketaatan kepada-Nya. Dan di bulan Sya’ban yang penuh fadhilah ini, kita mampu mengisi dengan berbagai amal ibadah dan amal-amal saleh lainnya dengan pahala yang dilipat gandakan.

باَرَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَ نَفَعَنيِ وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَياَتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنّىِ وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ ولَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH II  

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى بَشَّرَالْمُتَّقِيْنَ بِأَنَّ لَهُمُ الْحُسْنَى فِى الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ. أَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ أَشْرَفِ الْمَخْلُوْقَاتِ، وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَهْلِ التَّقْوَى وَالْمَغْفِرَةِ.

فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! اِتَّقُوْاااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّاوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ

تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَأَيُّهَاالَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَارْضَ عَنْهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْغَلَاءَ وَالْفَخْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. يَارَبَّ كُلِّ شَيْءٍ بِقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، اِغْفِرْلَنَا كُلَّ شَيْءٍ وَلَاتَسْىأَلْنَا عَنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَاتُحَاسِبْنَا فِى كُلِّ شَيْءٍ وَاَعْطِنَا كُلَّ شَيْءٍ. اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.وَالْحَمْدللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَخْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Khuthbah Jum’ah Ini Disusun Oleh K.Ali Asmungi (Ketua PC LDNU Trenggalek),  Editor : BNA/Imha                       

Media Sosial

Terpopuler

Artikel terkait

Lembaga Dakwah PBNU Ingatkan Etika Dakwah, Dakwah Itu Mengajak, Bukan Mengejek

KH. Nurul Badruttamam mengingatkan bahwa ceramah, baik yang disampaikan langsung maupun melalui platform media sosial, harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Dalam menyampaikan materi dakwah, penting untuk tidak terjebak dalam reaksi spontan yang dapat merugikan citra diri atau lembaga. Fokuslah pada materi yang telah disiapkan sebelumnya dan hindari pengaruh emosi atau masalah pribadi.