Riya’ Merupakan ‘BISA’ yang Membunuh

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى يَعْلمُ السِّرَّ وأخْفَى, يَعْلَمُ خَائِنّةَ اللأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِى الصُّدُوْرُ, وَمَا يَعْزُبُ عّنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى السَّمَاءِ وَلَا أصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إلَّا فِى كِتَابٍ مُبِيْنٍ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ وَهُوَ لِلْحَمْدِ أهْلٌ , وَأَشْكُرُهُ عَلَى إحْسَانِهِ فَهُوَ الْمُحْسِنُ الْمُتَفَضِّلُ. وَأشْهَدُ أنْ لَا إلهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, وَأشْهَدُ أنَّ سَيِّدَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَاناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ الْوَرَى. أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا مَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ! اِتَّقُوْاااللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّاوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فىِ كِتَابِهِ الْحَكِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.

Hadirin Jama’ah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Ta’ala!

Salah satu nikmat yang agung diantara berbagai macam nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kita terima, adalah nikmat taat kepada-Nya. Oleh karena itu, marilah nikmat ketaatan tersebut kita syukuri dengan cara senantiasa berupaya menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang menjadi larangan-Nya.

Dan marilah kita senantiasa menjaga dan memurnikan niat dalam menjalankan ibadah kepada Allah Ta’ala, semata-mata hanya karena mengagungkan-Nya dan mengharap ridla-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ ) البينة: ٥(

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Memurnikan niat dalam ketaatan, artinya menghindarkan hati dari kesyirikan. Dan termasuk di dalamnya adalah: riya’ (pamer), yakni beribadah tidak lillahi ta’ala, tetapi dalam hati ada keinginan lain selain

2

Allah, mengharapkan citra positif di mata makhluk. Kanjeng Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengingatkan tentang bahayanya riya’, dalam sabdanya:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ الرِّيَاءُ.

Artinya:”Sungguh yang aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya'”.

Hadirin Jama’ah shalat Jum’ah yang dirahmati Allah Ta’ala!

Baginda Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memberikan ilustrasi mengenai perbuatan riya’. Beliau gambarkan, riya’ bagaikan seekor semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di tengah malam yang gelap gulita.

Betapa halus dan sulitnya menyelamatkan diri dari perbuatan riya’ tersebut. Riya’ masuk ke dalam diri kita dari arah yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Sebagaimana petuah dari Syaikh Ibn ‘Atha’illah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikamnya:

رُبَّماَ دَخَلَ عَلَيْكَ الرِّيَاءُ مِنْ حَيْثُ لَا يَنْظُرُ الْخَلْقُ إِلَيْكَ

“Mungkin saja rasa riya’ itu masuk ke dalam dirimu dari arah yang tidak dilihat orang lain.”

Banyak Ulama juga menggambarkan perbuatan riya’ seperti BISA binatang yang membunuh.

3

Hadirin Jama’ah shalat Jum’ah yang dirahmati Allah Ta’ala!

Sebagai bahan renungan, Sayyidina Ali karramallahu wajhah, pernah bertutur:

لِلْمُرَائِي ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ : يَكْسَـلُ إذَا كَانَ وَحْدَهُ، وَيَنْشَـطُ إذَا كَانَ فِي النَّاسِ، وَيَزِيدُ فِي الْعَمَلِ إذَا أُثْنِيَ عَلَيْهِ وَيَنْقُصُ إذَا ذُمَّ

Artinya: “Orang riya’ (pamer) memiliki tiga ciri: malas ketika sendirian, rajin di tengah banyak orang, serta amalnya meningkat ketika dipuji dan menurun kala dicaci.”

Hadirin Jama’ah shalat Jum’ah yang dirahmati Allah Ta’ala!

Dalam berinteraksi sosial, kita harus berhati-hati. Masih banyak kita lihat dan kita baca di media sosial. Hanya karena demi citra positif dan mengharap penilaian baik dari orang lain, banyak pengguna medsos yang kurang bijak dalam komentar, hanya berbau nyiyiran dan bullying, merasa sok-sokan, merasa paling benar dan berani menjatuhkan harga diri orang lain. Medsos hanya untuk ajang riya’ (pamer) popularitas, harta dan kedudukan, sudah tidak lagi mengindahkan nilai-nilai moral dan etika.

Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ad-Darimi dari Ka’ab bin Malik, yang artinya:

“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dan dilepaskan di tengah sekumpulan domba, lebih merusak daripada ketamakan seorang kepada harta dan kedudukan bagi agamanya.”

Hanya orang-orang yang diselamatkan oleh Allah Ta’ala saja yang mampu untuk menghindarikan diri dari halusnya perbuatan riya’. Maka dari itu, kita memohon hidayah dan taufik-Nya, beragama dan bersosial dengan benar, terhindar dari perbuatan riya’ (pamer), agar ibadah dan amal kita diterima dan diridlai-Nya.

باَرَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَ نَفَعَنيِ وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَياَتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنّىِ وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ ولَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH II  

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى بَشَّرَالْمُتَّقِيْنَ بِأَنَّ لَهُمُ الْحُسْنَى فِى الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ. أَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ أَشْرَفِ الْمَخْلُوْقَاتِ، وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَهْلِ التَّقْوَى وَالْمَغْفِرَةِ.

فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! اِتَّقُوْاااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّاوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ

تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَأَيُّهَاالَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَارْضَ عَنْهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْغَلَاءَ وَالْفَخْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. يَارَبَّ كُلِّ شَيْءٍ بِقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، اِغْفِرْلَنَا كُلَّ شَيْءٍ وَلَاتَسْىأَلْنَا عَنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَاتُحَاسِبْنَا فِى كُلِّ شَيْءٍ وَاَعْطِنَا كُلَّ شَيْءٍ. اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.وَالْحَمْدللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَخْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Khuthbah Jum’ah Ini Disusun Oleh K.Ali Asmungi (Ketua PC LDNU Trenggalek),  Editor : BNA/Imha                        

Media Sosial

Terpopuler

Artikel terkait

Lembaga Dakwah PBNU Ingatkan Etika Dakwah, Dakwah Itu Mengajak, Bukan Mengejek

KH. Nurul Badruttamam mengingatkan bahwa ceramah, baik yang disampaikan langsung maupun melalui platform media sosial, harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Dalam menyampaikan materi dakwah, penting untuk tidak terjebak dalam reaksi spontan yang dapat merugikan citra diri atau lembaga. Fokuslah pada materi yang telah disiapkan sebelumnya dan hindari pengaruh emosi atau masalah pribadi.