Yogyakarta (JagatNU.com) – Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LDPBNU) bekerjasama dengan Bidang Pendidikan dan Pelatihan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI), Kanwil Kemenag D.I Yogyakarta, serta Lembaga Dakwah PWNU DIY menggelar kegiatan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat di Asrama Haji Yogyakarta, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Kanwil Kemenag D.I Yogyakarta, Ahmad Bahiej. Dalam arahannya, ia menekankan pentingnya pemenuhan syarat formil maupun materiil seorang imam dan khatib Jumat agar pelaksanaan ibadah berjalan sesuai tuntunan syariat dan memberi dampak nyata bagi umat.
Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU, KH. Nurul Badruttamam, M.A., dalam sambutannya menyampaikan bahwa program standardisasi ini sangat strategis. Selain meningkatkan kapasitas para pegiat dakwah, kegiatan tersebut juga menjadi salah satu syarat penting bagi para calon dai yang akan diberangkatkan dalam program Dai Go Global LDPBNU.
“Khutbah Jumat bukan hanya kewajiban syar’i, melainkan ruang dakwah strategis. Karena itu, imam dan khatib harus dibekali kompetensi yang baik, agar dakwah yang disampaikan benar-benar menyejukkan dan menjawab kebutuhan umat,” ungkapnya.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Kabid Diklat BPMI, Dr. KH. Mulawarman Hannase, MA.Hum, yang diwakili oleh Kasubbid Diklat BPMI, Dr. H. Ahmad Shaleh Amin, Lc., M.A. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan ikhtiar bersama dalam memperkuat kualitas imam dan khatib Jumat.
“Pertama, untuk menyamakan persepsi tentang standar keilmuan, retorika, dan akhlak seorang imam dan khatib. Kedua, meningkatkan kompetensi agar khutbah Jumat tidak hanya bernuansa ritual, tetapi juga memberikan pencerahan, motivasi, dan solusi atas persoalan umat. Ketiga, meneguhkan peran imam dan khatib sebagai garda terdepan dalam membimbing umat menuju kehidupan beragama yang moderat, toleran, dan berdampak,” jelasnya.
Lebih jauh, ia berharap kegiatan standardisasi ini tidak berhenti sebagai pelatihan semata, melainkan berkembang menjadi gerakan bersama dalam membangun dakwah Islam yang menyejukkan.
“Dengan begitu, masjid akan semakin hidup sebagai pusat peradaban, dan khutbah Jumat dapat menjadi sumber inspirasi serta energi moral bagi masyarakat,” pungkasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh ratusan imam dan khatib se-D.I Yogyakarta, dengan harapan melahirkan generasi khatib yang berwawasan luas, komunikatif, dan berkomitmen menghadirkan dakwah Islam yang rahmatan lil ‘alamin.