LD PBNU Gelar Dakwah Sphere ke-7: Gagas Dakwah Global, Spirit Keikhlasan, dan Transformasi Dakwah Digital

Jakarta (JagatNU.com) – Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) kembali menyelenggarakan pertemuan ketujuh Dakwah Sphere bertajuk “Ngaji dan Temu Pegiat Dakwah Digital NU” pada Selasa malam, 15 Juli 2025, bertempat di Plaza Gedung PBNU, Jakarta Pusat. Forum ini mengusung semangat perluasan medan dakwah melalui program dai global, penguatan ruh ikhlas, dan optimalisasi ruang digital sebagai ladang dakwah Ahlussunnah wal Jamaah.

Dalam sambutannya, Ketua LD PBNU, Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin, MHI., menegaskan arah baru program prioritas LDPBNU. Selain sembilan program yang telah berjalan, LD PBNU kini menggagas pengiriman dai-daiyah ke pelosok tanah air serta ke luar negeri. Program ini dikemas dalam dua skema: Dai Nusantara dan Dai Go Global, yang akan berjalan tidak hanya pada bulan Ramadan, tapi juga di luar bulan tersebut, termasuk program baru di bulan Zulhijah.

“Insyaallah tahun ini lima dai akan kami kirim ke PCI NU Jepang dan Taiwan selama satu tahun penuh. Mereka akan berdakwah sekaligus mengajar di lembaga-lembaga pendidikan Islam di sana,” ungkap Gus Aab.

Ia menambahkan bahwa dakwah lintas negara telah menjangkau delapan negara pada Ramadan 1446 H, dan jangkauannya akan terus diperluas seiring kerja sama lintas lembaga di lingkungan PBNU. Menurutnya, keberhasilan dakwah sangat ditentukan oleh ketulusan niat. “Segala yang dilakukan karena Allah akan berkelanjutan dan mendatangkan ḥayatan ṭayyibah — kehidupan yang baik, yang berarti rezeki halal, rasa cukup, ketenangan, kebahagiaan, dan surga,” tegasnya, mengutip QS. An-Nahl: 97 dan berbagai tafsir klasik.

Sebagai narasumber pertama, Ustazah Hj. Qatunnada Syatiri Ahmad, Lc., pendakwah televisi nasional, menyampaikan refleksi inspiratif mengenai jejaknya di dunia dakwah. Dengan gaya khas Betawi yang renyah dan menyentuh, beliau mengangkat pentingnya thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu) sebagai fondasi bagi setiap Muslim.

“Kalau nggak bisa ngajar, ya belajar. Kalau nggak bisa belajar, ya dengarkan. Kalau nggak bisa juga, ya cinta,” ujarnya sembari mengutip hadis “Kun ‘āliman, aw muta‘alliman, aw mustami‘an, aw muḥibban wa lā takun khāmisan.”

Ia juga mengajak para dai untuk memanfaatkan ruang digital sebagai sarana dakwah. “Nggak semua harus pakai mikrofon. Kadang cukup share kutipan guru di media sosial, sudah jadi dakwah. Siapa tahu menggugah banyak hati dan jadi transferan pahala buat kita,” pesannya.

Menurutnya, di era medsos yang penuh mudarat, para dai harus cerdas dan aktif menciptakan konten dakwah. “Karena kita tidak bisa mematikan medsos, maka kita lawan dengan cahaya dakwah. Jangan biarkan ruang ini kosong dari kalimat Allah,” tegasnya.

Sesi berikutnya diisi oleh Ketua LD PBNU periode 2018–2021, KH. Agus Salim, yang membagikan pengalaman dan refleksi kepemimpinan dalam mengelola LD PBNU. Dengan gaya santai namun dalam, beliau menegaskan pentingnya menjaga keikhlasan sebagai ruh dakwah, sembari mengutip hikmah Imam Ibn ‘Aṭā’illāh: “Al-‘amālu ṣuwarun qā’imah wa arwāḥuhā wujūdu sirril-ikhlāṣ.”

“Amal itu hanya bentuk. Roh dan nilainya tergantung pada ikhlas. Kalau kita masih bangga dengan amal sendiri, itu tanda amal kita belum tentu diterima,” ujarnya.

KH. Agus Salim juga menekankan pentingnya estafet perjuangan antar-kepengurusan di LD PBNU, mulai dari KH Saifuddin Zuhri hingga kini dipimpin oleh KH Abdullah Syamsul Arifin. Ia menilai LD PBNU sebagai lembaga yang unik karena dipenuhi oleh para kiai dan tokoh-tokoh dai dari berbagai daerah.

“Dakwah tidak bisa jalan tanpa inovasi. Tapi inovasi pun harus dibingkai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jamaah,” jelasnya.

Menutup paparannya, ia mengutip kaidah klasik: “Al-muḥāfaẓatu ‘ala al-qadīm aṣ-ṣāliḥ wa al-akhdzu bi al-jadīd al-aṣlaḥ” — menjaga kebaikan lama yang masih relevan dan mengambil yang baru yang lebih maslahat. Ia pun mengapresiasi program Dakwah Sphere sebagai bentuk inovasi kekinian yang tetap berpijak pada khazanah klasik.

Pertemuan Dakwah Sphere ke-7 ini menjadi ruang strategis untuk menyambung keberlanjutan dakwah, memperkuat koneksi spiritual, dan menggali praktik dakwah kreatif di era digital. Melalui kolaborasi antar generasi dai, LD PBNU berupaya mewujudkan dakwah yang menyentuh ruang lokal hingga global, serta dari lisan hingga digital, semuanya demi li i‘lai kalimatillah.

Oleh: Slamet Miftahul Abror

Media Sosial

Terpopuler

Artikel terkait