Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi seluruh umat Islam, diturunkan sebagai petunjuk, rahmat, dan pembeda antara kebenaran dan kesesatan melalui Nabi Muhammad SAW. Mempelajari dan mengajarkannya merupakan kewajiban mulia bagi setiap Muslim. Salah satu aspek penting dalam proses ini adalah metode pengajarannya, agar peserta didik mampu membaca Al-Qur’an dengan benar, fasih, dan sesuai dengan kaidah tajwid.
Salah satu metode pembelajaran yang cukup populer di Indonesia adalah Metode Tilawati. Metode ini terbukti efektif dalam membantu anak-anak belajar membaca Al-Qur’an secara benar melalui pendekatan talaqqi (belajar langsung di hadapan guru) dan musyafahah (latihan lisan), yang disusun secara bertahap dan terstruktur.
Metode Tilawati dikembangkan oleh Ustadz H. Ubaidillah Ahmad dari pesantren NU di Surabaya. Pendekatan ini menekankan penguasaan makhraj (tempat keluarnya huruf hijaiyah), sifat huruf, serta hukum tajwid sejak dini. Materi pembelajarannya dibukukan dalam enam jilid, dilengkapi dengan panduan guru, CD audio, dan pelatihan khusus bagi pengajar yang ingin mendapatkan sertifikat resmi pengajar Tilawati.
Dai Nusantara LAZISNU–LDPBNU–BAZNAS yang bertugas di Kabupaten Mimika, Papua Tengah—tepatnya di Kuala Kencana SP3 mengamati secara langsung penerapan metode ini di Pondok Pesantren Ulumul Qur’an Hasyim Muzadi (PPUQHM). Di bawah asuhan Gus Mursyid Adi Saputra, S.Ag, metode Tilawati diterapkan kepada seluruh santri, baik mukim maupun non-mukim, yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 orang. Adapun tenaga pengajarnya berjumlah tiga orang, termasuk peserta program Dai Nusantara.
Di pondok ini, Tilawati difokuskan pada santri yang belum masuk tahap tahfidz, mengingat pesantren ini merupakan pesantren tahfidz. Dalam praktiknya, masih terdapat tantangan, khususnya dalam ketersediaan media pembelajaran. Salah satu kekurangan yang dirasakan adalah belum tersedianya bagan khusus yang sangat penting dalam mendukung teknik irama Tilawati datar, naik, dan turun.
Namun demikian, metode ini tetap membawa pengaruh besar. Para santri menunjukkan antusiasme tinggi dan semangat belajar yang luar biasa. Irama khas Tilawati yang menyenangkan terbukti mampu menarik perhatian dan memudahkan proses pembelajaran. Meskipun fasilitas belum sepenuhnya mendukung, semangat dan ketekunan santri serta dedikasi para guru menjadikan penerapan metode ini berhasil dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an di lingkungan pondok.
Tilawati merupakan metode pembelajaran Al-Qur’an yang memadukan tradisi klasik dan pendekatan modern. Melalui talaqqi, musyafahah, irama, dan materi berbasis buku berjenjang, metode ini sangat efektif menumbuhkan kecintaan pada Al-Qur’an sejak dini. Penerapannya di Mimika menjadi bukti bahwa keterbatasan bukan halangan untuk terus menyalakan cahaya Ilahi melalui suara lantunan ayat-ayat suci.
Kontributor: Nur Kholili Wasik (Da’I Nusantara Angkatan ke-2)
Editor: Slamet Miftahul Abror