Bandung (JagatNU.com) – Lembaga Dakwah PBNU menyelenggarakan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umrah untuk menciptakan para pembimbing haji dan umrah yang profesional, disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
Lembaga Dakwah PBNU bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI dan Kantor Wilayah Kemenag Jawa Barat. Kegiatan ini rencananya akan digelar 15-22 Januari 2024 di Aula Shakti Hotel Bandung.
Ketua Panitia kegiatan ini KH. Ahmad Rosyidin Mawardi menyampaikan terimakasih atas antusias dari para peserta untuk mengikuti sertifikasi ini.
Ia melaporkan pendaftar sebagai peserta jauh melebihi harapan, mencapai 100 peserta lebih.
KH. Ahmad Rosyidin juga menyampaikan tentang urgensi sertifikasi bagi para pembimbing haji dan umrah.
Sertifikasi ini menjadi kebutuhan penting, sebagaimana pesan dari KH. Sahal Mahfudz, yang pada masa itu menjabat sebagai Rais Aam PBNU sekaligus Ketua Umum MUI.
“KH. Sahal Mahfudz berpesan ketika itu, ia menyampaikan bahwa sangat diperlukan adanya pembinaan dan sertifikasi para pembimbing haji dapat lebih matang dalam pemahaman fiqih sesuai kebutuhan jemaah dan bertanggung jawab atas amanah yang diembannya sebagai seorang pembimbing.” jelasnya.
Selain itu, Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam menyelenggarakan acara ini, khususnya UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Ditjen PHU Kementerian Agama RI serta Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Jawa Barat.
Senada dengan itu, Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU KH. Nurul Badruttamam, MA., juga menyampaikan terimakasih sebesar besarnya sehingga acara sertifikasi ini dapat terselenggara dengan antusiasme yang luar biasa sehingga partisipasi untuk dapat mengikuti sertifikasi ini melebihi dari target.
“Jumlah peserta kali ini tidak hanya memenuhi target, namun juga menjadi jumlah terbanyak dari angkatan-angkatan sebelumnya, namun harga untuk dapat mengikuti sertifikasi ini juga relatif bersaing,” ujarnya.
Ia menerangkan bahwa sertifikasi haji ini juga merupakan model praktik dari moderasi beragama, karena yang menjadi peserta sertifikasi pembimbing haji dan umrah memiliki latar belakang organisasi kemasyarakatan yang beragam. Sehingga, dalam sertifikasi ini bisa menjadi media sharing ilmu, pengalaman di antara para peserta.
Prof. Dr. H. Enjang AS, M.Si., M.A.g., Dekan Fakultas Dakwah UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjelaskan bahwa Setiap penyelenggaraan sertifikasi haji selalu ada cerita dan pengalaman menarik, dan ada dampak positif dari setiap kegiatan sertifikasi kepada para jamaah haji dan umrah sebagai efek dari peningkatan kualitas dari para pembimbing yang profesional.
Petugas dan pembimbing haji tidak hanya memberikan pembekalan seputar ritual ibadah haji dan umrah, namun juga memberikan bekal-bekal teknik lainnya yang bermanfaat di tempat ibadah, baik di Mekkah maupun Madinah. Karena karakteristik jemaah itu beragam, dan pemahaman atau pengalaman jemaah pun berbeda.
Drs. Ajam Mustajam, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, dalam sambutannya sekaligus pembuka acara dalam Sertifikasi Haji dan Umrah juga berpesan untuk tidak menjadikan Sertifikasi haji ini sekedar untuk memenuhi kewajiban tapi juga kebutuhan.
“Sertifikasi haji ini jangan hanya memenuhi kewajiban karena nanti akan cape, namun karena kebutuhan maka akan ringan. Sertifikasi ini harus bisa meningkatkan pengetahuan para pembimbing akan medan, budaya, pelayanan kepada jemaah, juga mengajarkan para jamaah dalam menggunakan sarana dan prasarana selama berhaji dan umrah.” Pesannya.
Ia juga menegaskan dan mengajak kepada peserta untuk menjadi pseorang pembimbing yang mampu memberikan pelayanan terbaik dan profesional, disiplin dan bertanggung jawab kepada jamaah.