PCINU Australia New Zealand Gelar Konfercab IX, Usung Tema Peradaban yang Beradab

Sydney (JagatNU.com) – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand (PCINU ANZ) menggelar Konferensi Cabang ke-IX dengan mengusung tema “Menjaga Tradisi dan Merawat Jagat dengan Beradab”. Konferensi ini digelar di Aula Kartini, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Sydney pada Sabtu-Minggu, (16-17/09/2023).

Konferensi ini, bertujuan untuk melakukan evaluasi organisasi, konsolidasi warga NU di Australia dan New Zealand, serta pemilihan pengurus baru untuk periode 2023-2025.

Pada sambutannya, Rais Syuriah PCINU Australia-New Zealand periode 2021-2023, Prof. Dr. Nadirsyah Hosen (Gus Nadir), menyampaikan bahwa peradaban dan beradab adalah dua kata yang berasal dari akar kata yang sama. Menurutnya, peradaban yang kuat harus didukung oleh adab yang baik. Tanpa adab, peradaban akan menjadi biadab.

Gus Nadir juga mengajak seluruh warga NU di Australia dan tamu undangan untuk menjadikan adab sebagai landasan dalam membangun peradaban di abad kedua Nahdlatul Ulama berdiri.

Guru Besar Monash University itu juga menyoroti pentingnya frasa “dengan beradab” dalam tema Konfercab ini. Pertama, kata “Beradab” ini sesuai dengan sila kedua Pancasila, yakni “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” yang mencerminkan filosofi negara.

Kedua, adab ini menjadi salah satu krisis besar dalam peradaban modern. Beliau memberi contoh teknologi sebagai produk peradaban modern yang berhasil mendekatkan manusia. Namun, jika teknologi digunakan tanpa adab, maka akan menghasilkan dampak negatif seperti penyebaran berita palsu dan fitnah.

Konsul Jenderal RI di Sydney, Verdy Buana, dalam sambutannya menyampaikan bahwa beliau sangat menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk selalu menggunakan adab dalam kehidupan sehari-hari.

Verdy juga mendorong agar dakwah dilakukan tidak hanya melalui kata-kata tetapi juga melalui tindakan dan dilandasi sikap yang beradab. Selain itu, Verdy mengapresiasi upaya PCINU Australia-New Zealand dalam merangkul berbagai elemen masyarakat di Sydney, menunjukkan bahwa NU hadir di semua lapisan masyarakat.

Hj. Safira Machrusah, Wakil Sekjen PBNU, dalam sambutannya secara virtual, mengisahkan awal berdirinya PCINU ANZ sebagai upaya untuk memperkuat dakwah wasathiyah, dakwah yang moderat, di Australia.

Beliau juga mendorong PCINU ANZ untuk memaksimalkan peran sebagai referensi keagamaan masyarakat Islam di luar negeri, terutama di negara-negara barat. Selain itu, beliau menekankan pentingnya kemandirian ekonomi dan peran PCINU dalam memanfaatkan bonus demografi tahun 2045 untuk mewujudkan Indonesia emas pada tahun tersebut.

Pada Konfercab PCINU ANZ kali ini, memilih Emil I’dad terpilih sebagai Rais Syuriah, sementara Arief Syamsulaksana dipilih sebagai Ketua Tanfidziyah. Keduanya menyatakan kesediaan untuk menerima amanah tersebut dan berkomitmen untuk mengemban tugas dengan baik.

Arief Syamsulaksana juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan dan berkomitmen untuk menjalankan tugasnya dengan baik, termasuk memperkuat peran dakwah NU di Australia.

Konfercab Ke-IX PCINU ANZ kali ini, dihadiri oleh berbagai komunitas Indonesia seperti Indonesia Diaspora Network (IDN) dan perwakilan komunitas Muslim di kota Sydney seperti Iqro, CIDE, FISI, Muhammadiyah, dan Ashabul Kahfi. Hadir pula dalam acara tersebut Verdy Buana, Konsul Jenderal RI di Sydney, dan Abdul Nazar, Pensosbud KJRI Sydney. Perwakilan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga turut hadir secara virtual, yang diwakili oleh Hj. Safira Machrusah, Wakil Sekjen PBNU yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Aljazair periode 2016-2020.

Kontributor: Slamet Miftahul Abror

Media Sosial

Terpopuler

Artikel terkait

Lembaga Dakwah PBNU Ingatkan Etika Dakwah, Dakwah Itu Mengajak, Bukan Mengejek

KH. Nurul Badruttamam mengingatkan bahwa ceramah, baik yang disampaikan langsung maupun melalui platform media sosial, harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Dalam menyampaikan materi dakwah, penting untuk tidak terjebak dalam reaksi spontan yang dapat merugikan citra diri atau lembaga. Fokuslah pada materi yang telah disiapkan sebelumnya dan hindari pengaruh emosi atau masalah pribadi.