“Kadang, cahaya tidak lahir dari pusat kota yang gemerlap, tetapi dari pondok kecil di tengah sawit, dengan santri-santri yang mengaji dalam sunyi.”
— Inilah kisah dakwah di Pondok Pesantren Al-Barokah, Dharmasraya, Sumatera Barat.
“Dakwah tak selalu lewat mimbar megah. Kadang ia hadir dari masjid kecil, ruang belajar sore, hingga senyapnya majelis ibu-ibu yang penuh cahaya niat.”
— Inilah catatan perjalanan Da’i Nusantara II di jantung desa Labuan Lelea, Donggala, Sulawesi Tengah.
“Menghafal tanpa memahami, membaca tanpa memperhatikan tartil ibarat membangun rumah tanpa pondasi: megah di luar, rapuh di dalam.”
— Di tengah gempuran sekularisasi, pendidikan Al-Qur’an membutuhkan bukan hanya semangat, tapi juga ketepatan dan pemaknaan.
“Islam datang ke Nusantara bukan dengan pedang, tetapi dengan seni, budaya, dan keteladanan.”
— Inilah wajah Islam yang ramah, membumi, dan menyentuh hati, sebagaimana diwariskan para ulama terdahulu.